Meningkatkan Kesadaran Diri "Kenalilah dirimu dan "kebenaran harus membuat anda bebas. "Sullivan (1953) berbicara tentang "saya baik, saya buruk," dan "bukan aku" dalam diri kita semua. Ini berkaitan dengan bagaimana kita rasakan tentang diri kita sendiri. Metode ini lebih banyak berurusan dengan bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri. Konsep diri adalah dasar dari seluruh kepribadian kita; yang mempengaruhi hampir semua yang kita lakukan
Manusia cenderung untuk menyalahkan orang lain, dan tak pernah menyalahkan diri sendiri. Orang senang dengan perubahan, tetapi dirinya sendiri tak mau berubah. Para pemimpin seperti itu harus mengembang kan kepemimpinannya dengan kiat-kiat jitu berinteraksi agar mempu terbiasa menerapkan prinsip empati secara konsisten.”
Apa itu perkembangan diri? Perkembangan diri adalah perubahan kebiasaan, dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang tidak bisa jadi bisa , dari yang tidak mau jadi mau, dan yang tidak mampu jadi mampu. Pribadi yang mau berubah, akan menjadi pribadi yang siap untuk menyongsong masa depan. Pengembangan diri sangat penting untuk kehidupan kita, karena tanpa adanya pengembangan diri, kita hanya akan selalu terombang ambing dengan situasi.
Menjadi manusia itu tidaklah mudah, jadi ketika sekarang kebanyakan orang berada di zona nyaman mereka, kita berusaha dulu untuk meninggalnya zona nyaman kita, karena ketika kita nyaman di zona itu, kita akan selalu berada di keterpurukan dan jauh dari kata kesuksesan. Karena sebuah kesempatan akan datang ketika kita “siap”, dan agar kita bisa jadi pribadi yang siap kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Motivasi perlu untuk meningkatkan semangat dan percaya diri kita. Pengembangan diri juga perlu, alasannya karena semua orang sedang melakukan pengembangan diri, dan tuntukan pekerjaan semakin tinggi. Harus punya target, agar jelas tujuan kita. Syarat pengembangan diri adalah positive thinking dan hati yang bersih.disaat kita mau mencapai puncak, bekerjalah dengan keras, karena apa yang kita keluhkan hari ini hanya akan manjadi penghambat di masa depan.
Sebagai seorang Ners yang selalu belajar dari problem-problem kehidupan membuat kita selalu empathy dengan memperhatikan paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memiliki tindaka terhadap fenomena-fenomena yang ada berdasarkan keunikan-keunikan kehidupan manusia.
Praktisi kesehatan harus mampu menggunakan berbagai telaahan ilmiah, legal – etis, praktis dan juga colegial dalam upaya untuk memberikan asuhan yang tepat kepada pasien serta juga menggunakan pendekatan Humanistik dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang dilakukannya. Akibatnya siapapun yang sudah berkecimpung dan memegang profesi dalam bidang kesehatan harus mempunyai kemampuan yang memadai dalam mengatasi pasiennya secara ilmiah dengan jalan mengetahui rasional setiap tindakan, secara legal dan etis untuk mengetahui tindakannya tidak melanggar norma yang ada, secara praktis dalam hal menjalankan standar asuhan, kolegial dalam berhubungan dengan tim kesehatan lainnya dan juga secara humanistik dalam memperlakukan pasien sebagai subjek dan objek dalam pelaksanaan asuhannya
Keperawatan adalah Ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalah-masalah fisik, psikologis, sosiologis, budaya, dan spiritual individu (Doengoes,2000) Keperawatan adalah Diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap sehat dan sakit (American Nurses Association/ANA). Proses keperawatan menyediakan pendekatan pemecahan masalah yang logis dan teratur untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga kebutuhan pasien dipenuhi secara komprehensif dan efektif
Menjadi seorang perawat berdasarkan paradigma keperawatan selalu memandang manusia secara holistik Bio Psiko Sosial Spiritual berdasarkan kebutuhan dasar manusia. Sangat membantu kita dalam menyikapi suatu problem solving, apapun problem nya........selalu kita memandang berdasarkan Asuhan Keperawatan.....sesuai dengan prinsip Caring......!!!!!
Dunia
kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak
hanya memiliki kemahiran hard
skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skill-nya. Dunia pendidikanpun
mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Soft skill adalah
kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik pada
lingkungan dimana dia berada. Ini penting, karena banyak para lulusan penguruan
tinggi ketika diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta
mempresentasikan karyanya, tidak siap. Soft
skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep
yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional quotient). Soft skill sendiri diartikan
sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan
kemampuan intrapersonal
dan interpersonal. Intra-personal
skill: ketrampilan seseorang dalam
mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. Inter-personal
skill:
ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja
secara optimal
Dalam melakukan kegiatan apapun hendaknya selalu
mengutamakan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu
yang harus dipenuhi atau suatu hal yang harus diprioritaskan dan kalau tidak
dipenuhi akan kekurangan, sedangkan keinginan menunjukan sesuatu yang melebihi
keharusan atau sesuatu yang dilakukan setelah kebutuhan terpenuhi.
Lima sikap dan tindakan sering dibahas meliputi: kepedulian
yang tulus dan kebaikan guru, kemauan untuk berbagi tanggung jawab yang
terlibat dalam kelas, seorang yang tulus kepekaan terhadap keragaman siswa,
motivasi untuk memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi semua siswa, dan
antusiasme untuk merangsang kreativitas siswa
Ketika para calon guru ada yang bertanya,
"Mengapa anda ingin menjadi guru "Tanggapan yang biasa kita dengar.
Saya ingin bisa membuat perbedaan positif dalam kehidupan mahasiswa saya.
"Banyak calon guru terus mengatakan mereka juga ingin menjadi guru yang efektif dan agar selalu diingat oleh
mantan siswa mereka. Beberapa ingin memiliki kesempatan untuk menjadi guru yang
lebih baik dari guru-guru mereka secara pribadi. Namun, banyak peneliti (Yaitu,
Frank, 1990; Fulton, 1989; Goodlad, 1990; Handler, 1993) di negara aksioma
bahwa guru biasanya mengajar dengan cara sebagaimana mereka diajarkan.
Pernyataan ini menarik untuk kita meninjau menyoroti pentingnya menganalisis
pengalaman siswa untuk wawasan efektif pendidikan dan sikap tidak efektif dari
tindakan guru.
Sikap dan tindakan yang efektif guru dapat membuat perbedaan
positif pada kehidupan siswanya, dan keyakinan ini akan menjadi fokus utama
dari kualitas. Dengan memeriksa pengalaman pendidikan guru sebelumnya,
pengelola dapat mendiskusikan apa yang mereka harus atau tidak harus melakukan
kepada siswa kelas. Yang sering dibahas sikap dan tindakan meliputi: kepedulian
yang tulus dan kebaikan guru, kemauan untuk berbagi tanggung jawab yang
terlibat dalam kelas, kepekaan yang tulus untuk keragaman siswa, sebuah motivasi
untuk memberikan pengalaman belajar bermakna untuk semua siswa, dan antusiasme
untuk merangsang kreativitas siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar